Senin, 25 September 2017

Ayam dan Telur: Kunci Optimalkan Tumbuh Kembang Anak

Orang tua mana sih yang tidak ingin mempunyai anak sehat dan cerdas, tumbuh dan berkembang sesuai dengan waktunya? Saya yakin semua orang tua pasti menginginkannya. Namun bagaimana bila hal sebaliknya terjadi pada anak kita?
Putra pertama kami, Rizal terlahir normal, pertumbuhan dan perkembangannya normal hingga berusia 7 bulan. Namun, setelah 7 bulan, Rizal mengalami kemunduran dan keterlambatan perkembangan. Setelah tes darah, anak kami diketahui mengalami kekurangan zat besi / anemia defisiensi zat besi (ABD) yang  menyebabkan keterlambatan perkembangannya. Zat besi merupakan nutrisi esensial yang dibutuhkan balita untuk proses tumbuh kembangnya.  Zat besi diperlukan tubuh bayi untuk pembentukan sistem syaraf serta memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membantu otot agar dapat meyimpan dan menggunakan oksigen. Kekurangan asupan zat besi dapat menyebabkan terganggunya proses-proses biologis dalam tubuh termasuk pada kondisi yang lebih parah dapat menimbulkan anemia. Kebutuhan zat besi pada bayi dibawah usia 6 bulan sudah terpenuhi dari ASI. Bayi yang berusia 7 sampai 12 bulan rata-rata memerlukan asupan zat besi sebanyak 11 miligram perhari, sedangkan balita dengan usia 1 sampai 3 tahun memerlukan lebih sedikit zat besi yaitu 7 milligram per hari. Kebutuhan tubuh akan zat besi salah satunya di dapatkan dari makanan yang bergizi.
Hasil tes darah tersebut tentunya membuat kami sedih dan kaget. Namun, sedih aja tidak akan memperbaiki keadaan. Berbagai cara telah kami lakukan untuk menyembuhkan putra kami, mulai dari pengobatan, fisioterapi setiap minggu, hingga memberikan makanan dan minuman yang bergizi bagi Rizal. Kami flash back  ke masa usia putra kami 6 bulan yang merupakan waktu awal pemberian MPASI alias makanan pendamping ASI . Rizal sangat susah makan, hanya sedikit saja makanan yang bisa masuk ke perutnya, sisanya dilepeh dan dimuntahkan. Sehingga saya menghentikan pemberian MPASI pada Rizal. Kami merenung, mungkin itulah penyebab rizal menjadi sakit dan kekurangan zat besi.
Mulai saat itu, kami berusaha memberikan makanan yang bergizi bagi putra kami, dengan mengubah cara memasak, cara memberikan dan menyajikan makanan, serta memvariasikan makanan sehingga Rizal mau makan dan tidak bosan. Saya pun harus pintar-pintar memilih dan memilah bahan makanan yang bergizi yang banyak mengandung zat besi bagi Rizal, tentunya dengan mempertimbangkan kondisi keuangan kami. Setelah ­browsing ­dan bertanya kesana kemari, saya baru mengetahui dan menyadari ternyata di sekitar kita ada bahan makanan yang harganya terjangkau namun memiliki zat gizi yang cukup lengkap, yakni telur. Harga telur di daerah kami sekitar  Rp. 18.000,- per kg. Harga per butir harganya berkisar Rp. 1.000,- sampai dengan Rp. 1.500,-. Harga tersebut sangat terjangkau bagi keluarga muda seperti kami. Namun harga murah jangan sampai dipandang sebelah mata, karena ternyata telur mengandung berbagai macam nutrisi yang tidak hanya bermanfaat bagi orang dewasa, tapi baik pula bagi tumbuh kembang anak. 
telur ayam

Berikut merupakan kandungan zat gizi yang dimiliki oleh telur per 100 g atau setara dengan 2 buah telur berdasarkab National Nutrient Database dari United States Departement of Agriculture:
©    Air 76,15 gram
©    Protein 12,56 gram
©    Karbohidrat 0,72 gram
©    Total lemak 9,51 gram
©    Energi 143 kcal
©    Gula 0,37 gram
©    Kolesterol 372 mg
©    Vitamin A 540 IU
©    Vitamin B1 0,4 mg
©    Vitamin B2 0,457 mg
©    Vitamin B3 0,075 mg
©    Vitamin B6 0,170 mg
©    Vitamin B12 0,89 mikrogram
©    Vitamin D 82 IU
©    Vitamin E 1,05 mg
©    Vitamin K 0,3 mikrogram
©    Kalsium 56 mg
©    Magnesium 12 mg
©    Sodium 142 mg
©    Besi 1,75 mg
©    Fosfor 198 mg
©    Zink 1,29 mg
Berdasarkan data zat gizi di atas, terdapat banyak manfaat telur bagi tumbuh kembang anak. Antara lain:
©      Protein yang tinggi pada telur bermanfaat untuk pembentukan sel baru dan regenerasi sel yang membuat tubuh menjadi besar dan kuat. Selain itu protein juga dibutuhkan untuk membantu anak berkonsentrasi dan aktif.
©      Vitamin A untuk mencegah kebutaan pada anak dan sebagai anti oksidan
©      Vitamin D untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang
©      Vitamin E untuk sistem imun dan metabolisme anak
©      Vitamin K untuk pembekuan darah dan pembentukan tulang dan jaringan yang sehat
©      Vitamin B1 untuk meningkatkan sistem imun
©      Vitamin B2 untuk metabolisme dan melindungi membran mukosa pada saluran cerna agar tetap sehat
©      Vitamin B3 untuk produksi energi
©      Vitamin B6 untuk metabolisme
©      Vitamin B12 untuk pembentukan dan pematangan sel darah merah
©      Asam amino seperti leusin, fenilalanin, histidin, isoleusin, lisin, metionin, tronin, tiptopan, dan valin adalah asam amino non esesnsial yang terkandung dalam telur yang diperlukan untuk pertumbuhan otot, darah, dan organ tubuh anak
©      Lemak untuk pertumbuhan tubuh bayi
©      Kolesterol untuk pembentukan hormon dalam tubuh
©      Omega 3 untuk perkembangan otak, perrkembangan fungsi saraf, serta penglihatan anak
©      Besi untuk perkembangan sistem saraf dan pembentukan sel darah merah
©      Fosfor berperan dalam menguatkan dan menyehatkan gizi anak
©      Zink membantu kerja enzim dan hormon
telur mata sapi mantap
Wow, tentunya dengan segudang manfaat telur membuat para ibu tidak akan ragu lagi memberikan telur kepada anaknya. Sebagai tambahan, pernah saya ragu memberikan telur pada anak kami karena kandungan kolesterol yang tinggi pada telur. Ternyata keraguan saya terjawab, kolesterol pada telur adalah kolesterol baik yang justru dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan hormon dalam tubuh anak. Ibu-ibu yang anaknya mengalami kekurangan zat besi juga harus rutin memberikan telur pada anaknya, karena kandungan besi pada telur bisa memenuhi asupan zat besi pada anak yang bisa menghindarkan anak dari ABD alias anemia defisiensi besi yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Selain telur, ayam juga merupakan bahan makanan yang mengandung banyak nutrisi. Selama ini banyak orang beranggapan ayam kampung lebih baik dari ayam broiler. Namun banyak peneliti membuktikan bahwa ayam kampung dan ayam broiler tidak jauh berbeda kandungan nutrisinya. Lalu bagaimana dengan isu ayam broiler disuntik hormon yang konon berbahaya bila terakumulasi dalam tubuh? Hormon merupakan obat yang sangat mahal, bila disuntikkan ke ayam yang jumlahnya ribuan pasti akan merugikan petani, sehingga penggunaannya pun mustahil diaplikasikan. Ayam broiler sebenarnya berasal dari ayam kampung yang telah diseleksi. Ayam kampung yang berkondisi baik lalu dipilih dan dibiakkan supaya mendapat bibit unggul. Jadi bibit unggul tersebut dikembang biakkan terus menerus sehingga mendapatkan bibit unggul yang lebih baik. Itulah cikal bakal dari ayam braoiler atau ayam pedaging. Nah, sekarang kami paham bahwa ayam broiler tidak memakai suntik hormon, sehingga kami tidak ragu memberikan kepada anak kami.
ayam broiler
 Berikut merupakan kandungan gizi dalam 100 gram daging ayam broiler:
©    Air 65 gram
©    Energi 215 kalori
©    Protein 18 gram
©    Lemak 15 gram
©    Lemak jenuh 4 gram
©    Kolesterol 75 mg
©    Kalium 189 gram
©    Kalsium 11 mg
©    Besi 0,9 gram
©    Magnesium 20 mg
©    Fosfor 147 mg
©    Seng 1,3 gram
©    Natrium 70 mg
©    Protein
©    Vitamin
daging ayam

Kandungan gizi tersebut sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. Sebagai tambahan lagi ayam broiler merupakan sumber protein hewani yang lebih murah dari daging sapi atau ikan. Jadi bagi para ibu membeli ayam broiler bisa aman di kantong. Rasanya pun sangat disukai anak-anak. Jadi, anak kenyang ibu pun senang, kantong uang pun tenang.
ayam goreng kriuk kriuk favoritnya Rizal

Dari data kandungan gizi telur dan ayam, tak salah bila banyak yang menyarankan konsumsi telur dan ayam secara rutin. Bila anak bosan dengan masakan ayam dan telur, para ibu harus pintar memvariasikan jenis masakan. Ditunjang dengan zaman yang serba canggih, tinggal buka smartphone, maka ribuan resep olahan telur dan ayam bisa diterapkan. Resep yang bisa dicoba antara lain: tomyam bihun telur, sup telur, kale tumis telur, sushi kentang telur, pancake oat telur, steam roti telur, steak telur, tongseng ayam, bakso ayam, perkedel ayam, soto ayam, semur ayam, nugget ayam, dan berbagai resep lainnya yang siap menggoyang lidah anak.
Lalu bagaimana korelasi mengkonsumsi telur dan ayam dengan kondisi anak kami sekarang? Ditunjang dengan fisioterapi rutin dan konsumsi makanan bergizi tinggi zat besi pada telur dan ayam, anak kami tidak perlu lagi konsumsi serbuk zat besi, karena kebutuhan zat besinya telah terpenuhi dari makanan, sehingga anak menjadi lebih aktif dan tidak mudah lesu. Pertumbuhan dan perkembangannya pun telah banyak mengalami kemajuan, mulai dari bisa duduk tegak sendiri tanpa bantuan, bahkan sekarang anak kami bisa berjalan rembetan di kursi dan mampu menaiki tangga sendiri. Berat badannya pun ideal sesuai dengan kurva berat badan bayi. Konsentrasinya pun menjadi lebih  baik. Jadi jangan ragu konsumsi ayam dan telur untuk mengoptimalkan tumbuh kembang buah hati tercinta. Ingin anak anda sehat dan pintar? yuk makan ayam dan telur.

Tulisan ini dibuat untuk memperingati Hari Ayam dan Telur Nasional
This entry was posted in

2 komentar:

Silahkan berkomentar disini, tapi yang sopan ya :)